Mungkin semesta mengira, setiap perpisahan selalu hantarkan luka.
Mungkin semesta mengira, setiap pertemuan obati hati yang terkoyak.
Mungkin semesta mengira, setiap insan yang bertemu-berpisah-lantas bertemu lagi, hadirkan kembali memori bersama.
Namun, semesta cukup konyol dalam mempertemukan, dalam memisahkan, dalam menghadirkan.
Kini, aku tertawa, menertawakan semesta yang bodoh. Menertawakan hal yang lampau, hal yang mendatang, dan menertawakan hal sekarang.